Banyak orang memanfaatkan gaji dan THR untuk kebutuhan konsumtif yang sesaat. Tak ayal di pertengahan bulan kondisi keuangan mulai morat-marit.
Perencana Keuangan Prita Ghozie membagikan tips mengelola gaji dan THR untuk memastikan kondisi keuangan sampai pembayaran gaji berikutnya tetap stabil.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Nomor satu adalah membuat pos keuangan, ini penting sekali. Saya menyarankan 5 pos keuangan untuk zakat, dana darurat, kebutuhan lebaran, biaya mudik, dan opsional," katanya, dalam Selamat Pagi Indonesia, Kamis, 31 Mei 2018.
Dari lima pos itu, Prita mengatakan alokasi utama tentu dari kebutuhan yang wajib terlebih dulu seperti zakat. Sisihkan 5 persen dari THR hanya untuk zakat dan sedekah.
Setelah itu baru memikirkan alokasi untuk kebutuhan lebaran. Maksimal pengeluaran untuk biaya lebaran adalah 50 persen dari THR. Jumlah tersebut harus dipastikan mencakup keseluruhan kebutuhan. Misalnya kue lebaran, pakaian baru, atau alokasi 'angpau'
"Aturannya tinggal bagaimana kita memprioritaskannya. Kita wajibkan mana yang butuh mana yang sekadar ingin. Karena THR sudah pasti dananya terbatas, utamakan yang wajib dulu," ujar dia.
Khusus untuk perjalanan mudik--jika memang melakukan perjalanan mudik-- alokasi maksimal hanya 10-15 persen dari THR. 15 persen itu sudah mencakup biaya transportasi dan akomodasi, sementara kebutuhan logistik dan konsumsi bisa diambil dari uang gaji.
"Sisanya berapa pun yang kita punya itu untuk opsional. Boleh untuk bayar utang konsumtif, investasi, tambahan biaya sekolah anak, atau disimpan untuk iduladha," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)