Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Bogor, Fachrudin Sukarno, tidak sepakat jika menjalankan ibadah puasa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur.
“Saya tidak sepakat jika saat berpuasa kita memperbanyak tidur. Di samping tidak menghasilkan apa-apa puasa juga seharusnya membuat kita lebih giat bekerja, meningkatkan etos kerja. Puasa jangan loyo, justru saat berpuasa kita harusnya bisa meningkatkan kreativitas secara lebih lagi,” kata Fachrudin kepada Metrotvnews.com beberapa waktu lalu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Lalu, bagaimana dengan hadis yang menyatakan tidurnya orang berpuasa adalah ibadah? Hadis yang menyatakan bahwa tidurnya orang berpuasa merupakan hadist dho’if alias lemah yang terdapat dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karangan Imam Ghazali.
Dalam kitab disebutkan, Dari Abdullah bin Abi Aufa Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Tidurnya orang berpuasa itu ibadah, doanya dikabulkan, dan amalannya dilipatgandakan.” (HR. Al-Baihaqi).
Sebagai periwayat hadis, Al Baihaqi mengatakan, perawi hadis ini bernama Ma’ruf Hassan dan Sulaiman An-Nakha’i. Disebutkan, Ma’ruf Hassan merupakan perawi hadis dho’if, sedangkan Sulaiman An-Nakha’i termasuk salah seorang Kazib yang tak dapat dipercaya riwayatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)