Dalam buku "Rasulullah SAW Tidak Pernah Sakit" karya Ade Hashman, seorang dokter anestesi, ada beberapa efek positif dari puasa bagi metabolisme tubuh. Selain memberikan waktu istirahat bagi saluran cerna, puasa tidak akan membahayakan penderita diabetes melitus tipe 2 meskipun kadar gula darah menurun lebih rendah daripada biasanya.
Selain itu, jelas Ade, di awal-awal puasa akan terjadi penurunan metabolisme sebanyak 22 persen dari kondisi normal. Namun di hari-hari selanjutnya tubuh akan menyesuaikan diri.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kadar asam lambung juga akan mengalami peningkatan saat menjelang Maghrib, namun selanjutnya akan kembali normal. Faktanya, jelas Ade, hal tersebut justru bermanfaat untuk eradikasi atau mengeliminasi kuman yang bersarang di lambung.
Puasa juga memengaruhi kemampuan konsentrasi berpikir di otak. Karena darah tidak terkonsentrasi di saluran pencernaan, sehingga otak cukup mendapat asupan maksimal ketika ia bekerja. Ujung-ujungnya, kegiatan berpikir menjadi optimal.
Di antara manfaat-manfaat tersebut, puasa juga memberikan waktu istirahat bagi ginjal. Ketiadaan asupan cairan selama 10-12 jam dapat menyebabkan dehidrasi ringan. Dehidrasi itu masih mungkin ditoleransi oleh tubuh. Sebab tubuh memiliki mekanisme konservasi air dalam batas yang ditoleransi.
Dalam kondisi demikian, tulis Ade, ginjal mendapatkan kesempatan beristirahat untuk memproses pengeluaran cairan. Pengeluaran cairan dapat menurunkan tekanan darah secara moderat. Tentunya aktivitas as selama bulan puasa ini bermanfaat bagi penderita hipertensi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)