Ahli giziklinis dr. Jovita Amelia, M.Sc, Sp.GK menjelaskan bahwa pada dasarnya makanan yang merupakan sumber energi dicerna secara normal dalam tubuh dan dapat bertahan selama 6-8 jam. Setelah jangka waktu tersebut, makanan yang sudah berubah menjadi gula pun akan habis.
"Tubuh kemudian memakai cadangan makanan dalam tubuh yang berada di lemak dan otot," terang Jovita.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dengan siklus tersebut, seharusnya tubuh justru mengalami penurunan berat badan. Pasalnya, aktivitas keseharian tetap berjalan normal.
Sayangnya, orang justru kalap saat momen berbuka puasa. Akibatnya, kalori yang masuk terkadang melebihi kebutuhan tubuh.
"Kebanyakan orang langsung 'hajar' saat buka puasa," ucap dia.
Oleh karena itu, ia memberikan saran dalam membagi asupan kalori selama bulan puasa. Dari jumlah 2.000 kalori yang dibutuhkan rata-rata orang, ia menganjurkan untuk lebih memperbanyak asupan kalori pada saat buka puasa dibandingkan sahur.
"Sahur sekitar 300-500 kal, sementara buka puasa sebaiknya 500-600 kal. Untuk cemilan, 300 kal sudah cukup."
Menurut dia, kebutuhan tersebut tak harus terpenuhi karena pada dasarnya durasi makan di bulan puasa lebih singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (UWA)