medcom.id, Jakarta: Depresi dalam psikologi didefinisikan sebagai kondisi mental yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, dan nafsu makan menurun. Sebagian besar dari mereka yang mengalami depresi akan mengonsumsi obat antidepresan untuk meringankan gejala-gejala tersebut.
 
Namun sebuah studi menemukan, berpuasa dapat membantu mengurangi gejala-gejala depresi yang dialami seseorang. Bahkan muslim yang menjalankan puasa selama Ramadan memiliki kecenderungan penurunan gejala depresi yang ditandai dengan penurunan tingkat kecemasan dan terhindar dari gangguan afektif bipolar.
 
Studi yang dilakukan Michaelson pada 2009 menunjukan berpuasa merupakan terapi alami untuk meredakan gejala depresi dan mengurangi tingkat kecemasan hingga 80 persen pada pasien yang mengalami depresi akut hanya dalam beberapa hari saja.
Mekanisme penurunan tingkat kecemasan dengan berpuasa diakui belum dapat diketahui, namun hal ini dimungkinkan sebagai akibat dari pelepasan hormon endorfin dalam tubuh selama 48 jam pertama puasa.
 
Studi lain yang dilakukan oleh Fond et. al. menyimpulkan, banyak pengamatan klinis menyebutkan hubungan antara hari kedua dan hari ketujuh saat berpuasa memberikan efek peningkatan mood, kewaspadaan dan rasa tenang yang dialami pasien.
 
Sebuah studi yang dilakukan pada mahasiswa Iran melaporkan peserta yang berpuasa selama Ramadan mendapatkan skor nilai lebih tinggi pada semua sub-skala mental dibandingkan mereka yang tidak berpuasa. Selain itu mereka yang sering melakukan ibadah dan berdoa dilaporkan memiliki kesehatan mental yang baik.
 
Muslim yang terlibat dalam berbagai kegiatan di bulan Ramadan juga terbukti memiliki tingkat kebahagiaan tinggi dengan suasana hati yang baik. Salah satunya dengan sedekah. Sedekah membuat mereka yang berpuasa menjadi pribadi murah hati dan bersedia untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. (Onislam)
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(MEL)