Pola makan saat puasa mampu mendetoksifikasi tubuh. Detoksifikasi adalah cara yang paling sering digunakan tubuh untuk membersihkan diri dari kotoran. Tubuh kita menggunakan berbagai sistemnya untuk membuang racun dalam tubuh. Termasuk yang dilakukan kelenjar keringat, kelenjar kulit, kelenjar getah bening, air mata, hidung, saluran pencernaan, kerongkongan, paru-paru, ginjal, kantung empedu dan hati.
Disfungsi sistem akan menyebabkan kegagalan sistem lain untuk membuang racun dalam tubuh. Hal ini akan terjadi saat kita makan berlebihan setelah berpuasa. Makan berlebihan mengurangi tubuh mendapatkan keuntungan puasa untuk membuang racun. Meskipin detoksifikasi dikenal untuk membuang racun dalam tubuh, ia juga bermanfaat bagi spiritual dan emosional tubuh.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Manfaat spiritual
Doa, dzikir dan meditasi juga bermanfaat bagi tubuh untuk mendorong relaksasi dan mengurangi hormon stres dalam tubuh. Banyak orang membuang zat adiktif dalam pola makan mereka selama Ramadan yang menghasilkan hubungan lebih dalam dengan agama. Potensi spiritual yang meningkat dapat membuang gangguan-gangguan dalam tubuh.
Manfaat emosional
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa emosi tak berpengaruh pada tubuh. Namun, reaksi emosional kita terhadap rangsangan luar sebenarnya rumit dan tubuh harus menghadapinya setiap hari.
Dr. Dietrich Klinghardt mencatat, trauma emosional dapat menyebabkan disfungsi sistem. Jika emosi beracun tak ditangani secara konstruktif, proses detoksifikasi atau penyembuhan tak akan terjadi dan menjadi tak efektif.
Puasa dapat berperan langsung ke jalur detoksifikasi hati yang memungkinkan tubuh membuang sisa metabolisme dan juga mendetoksifikasi emosi. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk regenerasi sel dan hormon. Ketika kita melaksanakannya, manfaat fisik bukan satu-satunya yang didapatkan namun juga manfaat kesejahteraan spiritual dan emosional. (Onislam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)