Pakar perencana keuangan Freddy Pieloor menyebutkan bahwa dari sisi keuangan, bulan Ramadan memiliki peluang sekaligus tantangan yang beriringan. Kewajiban untuk mengekang hawa nafsu termasuk makan dan minum sudah semestinya menjadi peluang untuk kembali menata keuangan harian lebih stabil.
"Namun tantangannya, ada saja kegiatan atau tradisi yang kita lakukan dan berakibat memperbesar pengeluaran. Semisal acara buka bersama, memborong takjil, atau lainnya. Seakan-akan kita membayar puasa dengan memakan makanan yang lebih mewah," kata Freddy dalam acara Netizen News di Metro TV, Senin (6/6/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berani menata, berani menolak
Menata keuangan selama Ramadan, kata Freddy, salah satunya dengan memberanikan diri untuk menghindari atau menolak hal-hal yang justru berdampak pada pemborosan.
"Kalau ada ajakan atau godaan yang menjadikan keuangan kita membengkak, tolak saja. Misalnya, maaf kami tidak bisa menghadiri atau menggelar buka bersama untuk kali ini. Lalu lebih mendahulukan buka puasa bersama dengan keluarga secara lebih sederhana," kata dia.
Cara berikutnya adalah meningkatkan kedisipilinan diri. Caranya, kata Freddy, dengan menganggap Ramadan sama seperti bulan-bulan sebelumnya dari sisi keuangan. Menurut dia, perbedaan Ramadan dan 11 bulan lainnya hanya dari sisi mempercepat waktu sarapan dan menunda waktu makan siang.
"Harus lebih disiplin diri. Kita mesti kembali ke hakikat puasa, yakni menahan lapar selama waktu makan siang, atau menunda saja. Seperti bulan-bulan lain yang justru semestinya lebih hemat. Jatah makan siang jangan kita lampaui untuk makan malam," ujar Freddy.
Jangan terjebak dan tetap beramal
Godaan dalam bulan Ramadan dari sisi keuangan akan meningkat ketika sudah mendekati hari raya Idul Fitri. Menurut Freddy persoalan yang cukup rumit adalah ketika seseorang ditantang untuk mengelola dan menyalurkan Tunjangan Hari Raya (THR) sesuai dengan pos yang dibutuhkan.
"Dana THR jangan kita pakai sebelum diterima. Biasanya uang THR sudah habis padahal bulan puasa belum habis. Membeli ini itu, tergoda tawaran diskon dan lain-lain," ujar dia.
Penataan kembali sisi keuangan selama Ramadan itu, kata Freddy, bukan berarti dengan mempersempit peluang untuk beramal. Beramal tetap menjadi target utama karena menjadi bagian tak terpisahkan dari amanat bulan suci.
"Kalau beramal dan berbagi untuk fakir miskin dan keluarga yang membutuhkan itu justru lebih baik. Malah harus diperbanyak amal. Ini tidak akan mengganggu keuangan. Karena ini bagian dari spirit Ramadan. Berbagi kepada sesama," kata Freddy.
Simak tayangannya di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)