"Menjadi penumpang gelap di kapal, menjadi pengalaman yang selalu saya ingat," kata dia, saat berbincang dengan netizen, di Gresik, beberapa waktu lalu.

Salah satu kapal yang menjadi transportasi laut Gresik - Bawean, Jawa Timur
Menurut pengakuan FRS, dirinya sudah empat kali lolos menjadi penumpang gelap kapal. Hal itu dilakukannya lantaran tiket kapal ke Bawean langka.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Caranya, kata dia, dengan menggaet kerjasama (kongkolikong) oknum otoritas pelabuhan, syahbandar, aparat keamanan, agen tiket, hingga petugas kapal. Menjadi penumpang gelap, lanjut FRS, adalah satu-satunya solusi saat itu agar ia bisa berlebaran di kampung halaman.
"Kalau gak jadi penumpang gelap, lalu bagaimana saya mudik? Tiket kapal sudah habis dibooking pemudik jauh-jauh hari, kalaupun ada tarifnya tak wajar," kata dia.

Penumpang memasuki kapal
FRS mengaku dirinya bersama ratusan calon penumpang lain sempat terkatung-katung di pelabuhan menunggu tiket kapal. Bahkan setelah berjam-jam waktu yang dihabiskanpun tanpa membawa hasil.
Jika sudah seperti itu, kata dia, mereka dihadapkan pada dua pilihan, kembali ke pelabuhan atau menyerobot tempat sempit di kapal walaupun tanpa tiket alias menjadi penumpang gelap.
Melihat ada beberapa penumpang yang menerobos, pihak otoritas pelabuhan sempat melarang kapal berangkat karena jumlah penumpang lebih banyak dari manifes. Tapi setelah terjadi negosiasi akhirnya diberangkatkan juga.
"Artinya, pengalamanku ini menunjukkan sistem transportasi laut Gresik-Bawean masih amburadul," ujar dia.
Laporan: Sabilus Solah/Surabaya
Naskah (foto) ini dikirim oleh warga yang mengikuti programNetizen Mudik Competition Metrotvnews.com. Pemudik yang ingin berpartisipasi dalam program ini dapat mengirimkan liputan melaluiWhatsApp aplikasi Peta Mudik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)