Jamal dan keluarganya tiba di kamp Azraq di Yordania setahun lalu, melarikan diri karena tak tahan dengan konflik di Suriah. Mereka sekarang tinggal di lingkungan miskin di timur Amman, Yordania.
"Saya lari dari kamp Azraq karena tak ada listrik dan kami harus berjalan lama untuk mendapatkan air. Saya tak bisa berjalan ke toko tanpa dihentikan di tengah jalan," katanya, melansir Aljazeera, Selasa (7/7/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tanpa bantuan PBB, keluarga Jamal tak mampu menyekolahkan anak-anaknya dan memperoleh obat untuk diabetes yang ia derita. Sementara istrinya, Nawal, yang memiliki gangguan pendengaran telah dipaksa untuk mencari pekerjaan di luar.
"Saya bekerja sehingga kami mampu membeli air minum dan membelikan anak-anak gadis kami kebutuhan mereka. Saya berharap bisa tinggal di Suriah dan meninggal di sana, karena hidup di sini terlalu sulit" kata Nawal.
Keluarga Jamal mendapatkan bantuan selama Ramadan, saat tetangga mereka terkadang dengan murah hati memberikan sedikit daging dan makanan untuk berbuka puasa. Jamal bersama keluarga kecilnya mengatakan bahwa hal tersebut adalah saat-saat ketika dunia tampaknya sedikit lebih baik.
Namun hari ini, keluarganya tak diberikan bantuan meskipun telah seharian bekerja. Mereka pulang tanpa membawa hasil untuk membuat dapur tetap mengepul.
"Yang kami minta dari dunia ini jagalah Suriah. Bantulah kami sedikit, karena ada begitu banyak orang seperti saya, bahkan lebih buruk. Kami hanya perlu uang untuk makan dan minum, itu saja." kata Jamal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)