Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Kegiatan memukul beduk Ali Buldu di Istanbul. (Foto: AP)
Kegiatan memukul beduk Ali Buldu di Istanbul. (Foto: AP)

Pukul Beduk Bangunkan Sahur Tetap Lestari di Istanbul

Meilikhah • 07 Juni 2016 10:32
medcom.id, Jakarta: Dalam kegelapan malam, ketika jalan-jalan di Istanbul, Turki, masih sangat sepi, Ali Buldu memulai aktivitasnya untuk membangunkan warga saat tiba waktu sahur.
 
Pria berusia 55 tahun itu berkeliling mengenakan pakaian tradisional Ottoman. Sudah separuh hidupnya ia dedikasikan untuk meramaikan Ramadan dan mencoba menurunkan tradisi membangunkan sahur kepada generasi berikutnya.
 
"Tradisi memukul beduk sudah ada sejak zaman Ottoman," kata Ali Buldu, bersama keponakannya, Emrah, yang ikut serta dalam tradisi.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ali dan Emrah mengonsumsi makanan manis sebelum berpencar untuk memainkan beduk. Sepanjang tahun, Buldu dan rekan seprofesinya mendapatkan uang dari permainannya di pesta pernikahan dan acara-acara serupa. Tapi selama Ramadan, keuangan Buldu bergantung pada kemurahan hati warga yang kadang memberinya sedikit tip usai berkeliling memukul beduk.
 
"Selama Ramadan, kami tidak memiliki pekerjaan. Karena acara-acara pernikahan sudah sangat jarang. Kami mengambil tip dari mereka yang ingin memberi. Semoga Tuhan memberkati para warga," kata Buldu.
 
Di Istanbul, rata-rata pemukul beduk berusia 40-50 tahun. Mayoritas kaum muda lebih tertarik untuk mencari pekerjaan lain ketimbang hanya sebagai pemukul beduk. Ali mengaku khawatir, tradisi memukul beduk seperti yang ia lakukan akan tergerus zaman dan hanya digantikan oleh bunyi alarm.
 
Dalam tiga tahun terakhir, sekitar 2.000 orang pemukul beduk masih berkeliling memeriahkan tradisi membangunkan sahur di seluruh wilayah di Istanbul.
 
Tradisi yang dilakukan Buldu tak hanya dirindukan oleh warga sebagai penanda datangnya Ramadan. Aksi permainan Buldu juga kadang dikeluhkan warga, terutama oleh lansia, bayi, dan orang yang tengah sakit.
 
Ali mengatakan, tak banyak uang yang mengalir dari kegiatan memukul beduk untuk membangunkan sahur. Dalam sebulan kadang ia hanya mendapatkan 20 dolar sebagai tip dari warga. Meski kecil, Ali tetap merasa senang.
 
"Pahala yang terbaik adalah menjaga tradisi. Inilah yang membuat saya bahagia bermain bedug selama Ramadan," katanya. (AP)
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(MEL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif