Tak selang lama, staf lembaga menyuruhnya bersiap. Bariah memang tengah menunggu kurir yang akan mengantarnya ke rumah majikan tempat ia bekerja sebagai pembantu infal.
Kebutuhan ekonomi, membuat Bariah rela terpisah dari keluarganya di Tasikmalaya saat Lebaran nanti. Kedua anaknya, Vina Wahdani Zahrah, 11, dan Tiara Zahroh, 4, pun telah mengizinkan ibunya pergi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ya mau gimana lagi, waktu bilang juga diizinkan saja gitu," kata Bariah saat ditemui Metrotvnews.com di Jakarta Barat, Rabu 21 Juni 2017.
Bariah mengaku, ia sudah berpengalaman bekerja sebagai pembantu saat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi tahun 2001. Namun, ini merupakan kali pertamanya menjajal pekerjaan sebagai pembantu infal.
Bayaran Rp150 ribu per hari pun dinilai jauh lebih baik dibanding penghasilan sebagai penjual sayur keliling yang selama ini ia jalani. Ditambah pekerjaan ini tak membutuhkan waktu lama.
"Pembantu infal ini kan cuma sebentar, cuma sepuluh hari jadi nggak apa-apa," tambahnya.
Meski pernah bekerja ke luar negeri, Bariah mengaku sejak memiliki anak tak pernah terpisah barang satu hari pun dengan mereka.
Seminggu sudah ia di Jakarta, setiap hari Bariah menelepon anaknya. Ia bahkan tak berani membawa foto kedua anaknya karena takut semakin rindu.
"Engga ah, takut menangis kalau bawa foto. Telepon saja," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MBM)