Warga Kampung Bustaman membawa air warna warni di kantong plastik. Mereka ke luar rumah dengan wajah putih untuk menyabut 'perang' ini. Saat letusan petasan berbunyi dari sebuah musala, perang dimulai.
Warga saling lempar plastik berisi air. Wajah-wajah yang semula berwarna putih jadi warna warni. Tradisi ini semakin semarak karena warga saling kejar. Tradisi ini sempat berhenti namun kembali dilanjutkan empat tahun terakhir.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Warga Kampung Bustaman yakin tradisi ini bisa mensucikan diri sebelum ramadan. Tokoh di Kampung Bustaman, Hari Bustaman mengatakan, tradisi ini sudah turun temurun diawali dengan membersihkan sumur yang dibuat Kiai Bustaman.
Lokasi sumur keramat itu ada di tengah-tengah pemukiman warga di Kampung Bustaman. Keunikan lain aksi ini adalah warga yang terlibat gebyuran dilarang marah saat dilempar air.
Salah seorang warga Indra Dayanto mengatakan tradisi ini sangat dijaga karena peninggalan sesepuh desa. Indra berharap tradisi ini terus digelar setiap tahun untuk menjaga kerukunan warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)