Munculnya tenda-tenda Ramadan mewah di Uni Emirat Arab mengindikasikan tren tenda Ramadan lebih banyak dikunjungi daripada mendedikasikan diri untuk beribadah di rumah atau masjid-masjid sekitar.
Mai Jameel, seorang ibu tiga anak mengatakan keponakannya yang berusia 20 tahun, selalu terburu-buru saat salat untuk mengejar waktu agar tak ketinggalan teman-temannya pergi ke tenda Ramadan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya tak berpikir saya orang yang konservatif. Tapi saya pikir ada yang salah dengan tradisi iftar atau sahur di restoran mewah," kata Mai, melansir Gulfnews, Senin (13/7/2015)
Mai mengatakan, tenda-tenda itu bersaing satu sama lain untuk menarik perhatian para muda-mudi di Dubai. Masing-masing tenda menawarkan shisha, musik dan permainan kartu. Hal ini membuat para pemuda di Dubai jauh dari semangat Ramadan untuk beribadah kepada Allah swt.
Beberapa tenda memang mengaku menghormati bulan suci dengan meminta para tamunya untuk berpakaian sopan. Bahkan, salah satu tenda milik Jumeirah Beach Hotel memiliki aturan wajib berpakaian sopan bagi pelanggan yang melakukan pemesanan meja. Tak hanya itu tenda yang diberi nama Majlis Al Safina itu juga memberikan selendang bagi para tamu yang tak mengikuti aturan.
Mayoritas pemuda yang datang ke tenda-tenda Ramadan memang melakukan pemesanan meja terlebih dahulu sebelum datang. Tenda-tenda itu akan sangat penuh saat akhir pekan, hal ini menunjukan bahwa faktanya tenda-tenda itu beroperasi lantaran permintaan yang besar dari para pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)
