Bagi Matsuyama, berpuasa dan beribadah sangat penting dilakukan selain bekerja. Matsuyama memang bekerja sepanjang hari untuk menyelesaikan penelitiannya sebagai syarat mendapatkan gelar doktor Sejarah Pemikiran Islam di Universitas Tokyo. Meski harus sibuk bekerja, Matsuyama tetap menjalankan kewajibannya sebagai Muslim untuk berpuasa.
"Beribadah sangat penting bagi saya, bahkan mungkin lebih penting daripada bekerja," kata Matsuyama, mengutip AP yang dilansir dari Al Arabiya, Rabu (15/7/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Matsuyama tinggal bersama istri dan anak perempuannya. Selain tengah mengejar doktoral, Matsuyama adalah kepaala Asosiasi Muslim Jepang yang beranggotakan 10 ribu orang.
Sebelum memeluk Islam, Matsuyama sekolah di lembaga pendidikan Kristen dan diajari oleh alkitab. Awalnya, ia merasa bahwa dirinya beragama Kristen tapi beberapa tahun kemudian dia masuk Islam pada usia 18 tahun.
"Saya membaca ajaran dasar Islam dari Internet dan berpikit itulah agama saya. Akhirnya saya memutuskan masuk Islam meskipun masuk dalam kaum minoritas Jepang," katanya.
Matsuyama yang memiliki nama Islam, Mujahid, mengatakan keluarga besarnya di Jepang memeluk agama mayoritas yakni Shinto dan Budha. Awalnya, keluarga terkejut dengan keputusan Matsuyama memeluk Islam, namun pada akhirnya keluarga Matsuyama berpikiran terbuka dan menerima keislaman Matsuyama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)