Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri (angkuh). Seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. QS: Luqman (7)
medcom.id, Jakarta: Manusia tempatnya lupa. Tetapi dia memiliki kewajiban untuk terus mengingat dan menyadari kelalaiannya. Di sinilah fungsi Alquran, anjuran membacanya bertujuan agar manusia selalu ingat Sang Pencipta.
KH Quraish Shihab dalam tayangan Tafsir Al Misbah di Metro TV menjelaskan tentang kriteria lalai, dan orang-orang yang dilalaikan.
"Siapapun bisa lalai. Bahkan Nabi Sulaiman AS pernah lalai kepada satu perintah ketika memandangi kuda-kudanya yang amat banyak. Tapi setelah tersadar akan kekhilafannya, beliau langsung menafkahkan semuanya di jalan Tuhan," jelas Qurasih Shihab dalam edisi Sabtu, 27 Mei 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun, ada pula orang-orang yang Allah SWT lalaikan. Seperti dalam QS Luqman ayat 7 tadi, ketika diingatkan, ia akan angkuh, seolah-olah ada sesuatu yang menyumbat pendengarannya.
Alquran sebagai pengingat, dan yang lain bisa mengingatkannya.
"Sampaikan ajaran agama dengan simpati. Tegurlah kelalaian, tapi jangan memaki," pesan Quraish.
Alquran kitab sempurna. Di dalamnya mengandung tuntunan yang mengantarkan manusia menuju hikmah. Ia adalah petunjuk di setiap waktu. Untuk orang-orang di masa lalu, kini, juga di waktu mendatang.
Sebagai petunjuk, Alquran memuat rahmat dan pesan kasih sayang. "Itu berarti, kalau seseorang mendapatkan petunjuk Allah SWT, maka akan melahirkan rahmat," jelas dia.
Jauh lebih penting dari itu semua, kata Kiai Quraish saat menutup penjelasannya, adalah kewajiban masing-masing manusia untuk selalu berikhtiar; mengingatkan dirinya sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)
