Ini merupakan alasan anggota DPR terpilih dan juga mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (2003-2005, 2005-2010), Zairullah Ashar, membangun sebuah istana bagi anak yatim. "Saya bersyukur diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk membantu anak yatim ini," tutur Zairullah.
Bangunan megah layaknya istana dibangun tahun 2004 di atas lahan delapan hektare. Lantaran keberadaan Istana Anak Yatim itu membuat kabupaten kecil hasil pemekaran kabupaten induk, Kotabaru, itu terkenal hingga mancanegara selain hasil tambang batubara.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di bagian belakang bangunan istana berdiri asrama megah berlantai tiga. Asrama dilengkapi fasilitas pendidikan dari TK, SD/Ibtidaiyah sampai SMA/Aliyah, plus STIKES, serta fasilitas pelatihan, sarana kesehatan, koperasi dan sebuah masjid besar yang megah, Darul Azhar Nurussalam. Di komplek asrama dan pendidikan inilah lebih 1.000 orang anak yatim tinggal sekaligus menimba ilmu.
Sarana pendidikan ini tidak terbatas bagi anak yatim penghuni istana, tetapi juga buat masyarakat umum. "Tahun ini ada sekitar 100 orang anak yatim asal Aceh yang akan tinggal di istana anak yatim. Sebelumnya ada ratusan anak yatim asal Papua, Timor-timur dan berbagai daerah lain di luar Kalsel," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Kalsel ini.
Sebanyak 100 anak yatim asal Aceh itu merupakan korban tsunami. Demikian juga anak yatim asal Papua, mereka juga korban bencana. Dalam sehari pengelola Istana Anak Yatim harus menyiapkan sedikitnya satu kuintal beras, 20 rak telor, 130 kg ikan laut, 50 kg daging plus sayuran.
Kini Istana Anak Yatim tidak hanya ada di Tanah Bumbu, Zairullah juga membangun fasilitas serupa di kabupaten lainnya di Kalsel. Dari semua wilayah tercatat lebih 9.000 anak yatim yang dipelihara. Dalam waktu dekat akan dibangun istana anak yatim di Jember, Jawa Timur.
Mengurus ribuan anak yatim bukan perkara mudah. Perlu kesabaran dan dukungan dana yang kuat. Menurut Zairullah, dana kebutuhan mengelola Istana Anak Yatim dan sarana pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi berasal dari bantuan para donatur. Zairullah bersama keluarga telah mewakafkan sebagian besar aset pribadinya untuk anak yatim, termasuk berbagai macam usaha, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet yang mencapai lebih dari 1.000 hektare.
"Jika saya meninggal, anak-anak telah mempunyai modal usaha, dana abadi dan tentunya bekal pendidikan," kata Zairullah yang juga seorang dokter itu.
Zairullah menjelaskan, para lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Akademi Kebidanan serta Sekolah Tinggi Ilmu Informatika dan Komputer mendapat kesempatan untuk kuliah di luar negeri, seperti Mesir, Yaman, Makkah dan Madinah. (Denny S/DY)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)
