Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Busyrol Karim mengatakan orang yang mentraktir takjil dianjurkan membaca, “Akala tha’amakumul abrar, wa shallat ‘alaikumul mala’ikah, afthara ‘indakumus sha’imun, (orang-orang baik telah mengonsumsi makananmu, malaikat juga bersalawat untukmu, dan orang-orang berpuasa telah berbuka di dekatmu)”. Demikian sesuai hadits shahih.
Yang mentraktir juga dianjurkan ikut makan takjil bersama mereka yang ditraktir. Karena kehadiran orang yang mentraktir lebih dekat pada ketawadhuan dan lebih menjaga perasaan mereka.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Anjuran terakhir ini menunjukkan bahwa berbagi takjil bukan berhenti pada mengajak orang lain untuk membatalkan puasa secara formal syara’. Artinya bukan sekadar masalah materi.
Anjuran itu juga menjangkau aspek kejiwaan agar mereka yang sedang memiliki kelonggaran rezeki menunjukkan empati terhadap mereka yang nasibnya sedang anjlok dengan berbuka puasa bersama.
Saran berbuka puasa bersama dengan mereka yang bernasib malang itu mendidik ketawadhuan kalau bukan diniatkan riya. (NU Online)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)