I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka mencari keridaan Allah dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan. Orang yang sedang beri'tikaf disebut mu'takif.
Demi meraih keutamaan yang lebih besar, yakni lailatul qadar seorang muslim dapat memperbanyak ragam niatnya, seperti berniat mengunjungi dan menghormati masjid sebagai rumah Allah. Selain itu juga membperbanyak amalan seperti berzikir dan mendekatkan diri kepada-Nya, mengharap rahmat dan rida-Nya, bermuhasabah, mengingat hari akhir, mendengarkan nasihat dan ilmu-ilmu agama, bergaul dengan orang-orang saleh dan cinta kepada-Nya, dan sebagainya.
Waktu i’tikaf di bulan Ramadan
I’tikaf boleh dilakukan kapan saja. Namun, i'tikaf pada pada 10 malam terakhir di bulan suci Ramadan memiliki banyak keutamaan.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Meminjam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Aisyah Radhiyallaahu anha (RA) berkata:
"Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat”. (Muttafaqun ‘alaih).
Tata cara i’tikaf
Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” dalam tulisannya di NU Online menjelaskan ada empat rukun i’tikaf. Berikut ini rukun i’tikaf:- Niat
- Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah shalat
- Masjid
- Orang yang beri’tikaf.
Niat I'tikaf
1. Membaca niat I'tikaf“Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala”.
Artinya: “Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala”.
2. Berdiam diri di masjid selama tumaninah salat
3. Dilakukan di masjid
Doa i’tikaf
“Rabbanaa aatina fiddunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar”.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (RUL)