Setnov mengaku Kota Surabaya adalah tempat kali pertama ia meniti karir. Masa-masa sulit dilalui di Kota Pahlawan untuk menempuh hidup layak. Berbagai pekerjaan pun ia jalani, mulai dari menjadi seorang pembantu rumah tangga, sopir pribadi, pedagang, juga menjadi pedagang daging, jamu, dan sayur-mayur.
"Saya tidak menyangka, sekarang saya jadi ketua umum partai (Golkar)," kenang Setnov saat memberikan sambutan dalam cara buka puasa bersama Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar se-Jawa Timur, di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Sabtu (25/6/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Setnov kembali mengenang masa-masa 1980-an. Ia mengaku masih hafal dengan jadwal dan rutinitas yang ia lakoni di saat-saat susah itu. Kata Setnov, dia harus bangun dari tidurnya sejak pukul 04.00 WIB dan langsung bergegas ke Pasar Wonokromo di Surabaya untuk berjualan.
"Kemudian siangnya saya jadi sopir, dan kuliah pada sore hari. Sedangkan malam hari saya jadi pembantu," kata Setnov.
Para pengurus DPD Partai Golkar tampak hikmat mendengarkan kisah masa lalu Setnov. Cerita itu, lanjut Setnov, ia kisahkan untuk memberikan motivasi bagi kader-kader partai di bawah kepemimpinannya.
"Tidak ada usaha yang sia-sia jika dilakukan dengan sungguh-sungguh," kata mantan Ketua DPR RI itu.
Sebelumnya, Setnov juga blusukan ke Pasar Wonokromo Surabaya. Di sana ia banyak berinteraksi dengan pedagang maupun pembeli. Saat tiba di sebuah kios penjual daging, Setnov memborong 10 kilogram lebih daging sapi untuk dibagikan kembali ke pengunjung pasar. Sembari berbelanja, dia juga mengaku memantau harga daging yang naik drastis sejak jelang bulan puasa.
"Saya beli 10 kilo (daging), bu, tolong dibagikan ya," kata dia.
Di kios selanjutnya, Setnov hanya membeli satu kilogram beras namun ia hargai sendiri sebesar Rp100 ribu. Di akhir percakapan dengan pedagang, Setnov kembali menyodorkan Rp100 ribu karena penjual tersebut mengaku selalu memberikan dukungan kepada Partai Beringin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)