"Pertama, kita akan melakukan Megengan (tasyakuran menyambut Ramadan) dengan online. Nanti kita mulai jam 16.00 WIB dengan Bupati Pamekasan, Jombang, Madiun, Trenggalek dan Bupati Lumajang," kata Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu malam, 22 April 2020.
Menurut Ketum PP Muslimat NU ini, megengan merupakan kebiasaan masyarakat sebagai penanda masuknya Ramadan. Penanda Ramadan disiapkan kue apem sebanyak 1.441 biji sesuai tahun Hijriyah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Apem itu simbolis kata Afwun atau mengajak, supaya kita saling memaafkan jika punya haqqul adami (dosa satu sama lain), sebelum masuk Ramadan atau untuk memperbaiki hubungan sesama manusia, itulah filosofinya," tuturnya.
Baca:Umat Muslim Diminta Bijak Beribadah Selama Ramadan
Selain megengan, pihaknya juga menggelar tadarus secara online oleh para hafiz dan hafizah mulai pukul 07.00 hingga 08.00 WIB. Dia berharap masyarakat bisa mengikuti kegiatan tadarus daring di rumah masing-masing.
Kemudian, pada sore hari, digelar lomba baca salawat Thibbil Qulub, dan syiir Li Khomsatun ijazah dari hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Kegiatan pun digelar secara daring di Masjid Al Akbar Surabaya, dengan tujuan menolak bala, bencana, dan wabah.
"Lomba ini bisa diikuti keluarga atau kelompok remaja, dan anak-anak juga bisa ikut. Selain itu kita juga siapkan kajian islam, dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu. Harapannya, supaya anak-anak tetap di rumah dan menjadikan rumah sebagai pesantren selama Ramadan," pungkas Khofifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (LDS)