Namun, mayoritas masyarakat hanya menggugurkan kewajiban saja saat Ramadan, seperti sekadar menahan haus, lapar, dan menahan diri dari nafsu.
"Jika kita mampu untuk menelaah lebih jauh, maka berpuasa tidak hanya sekedar itu," ujar Ketua MWC NU Buduran Sidoarjo, Ustaz Zaki Mubarok saat membuka Posko Pengamanan Ramadan dan Idul Fitri di Desa Sukorejo, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Minggu, (12/6/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Zaki Mubarok, ada beberapa jenis puasa. Di antaranya, shaumul awam atau puasanya orang awam. Jenis puasa ini hanya sebatas menahan lapar, menahan haus dan menahan untuk tidak kumpul dengan istri, tetapi, perbuatan buruk tetap dilakukan. Misalnya, mencela, ghibah, mencuri, dan lain sebagainya.
Kemudian shaumul khawash atau puasanya orang istimewa. Jika shaumul awam hanya sekadar menahan lapar, haus, dan syahwat, maka puasanya orang istimewa akan menjaga keseluruhan badannnya.
"Artinya tidak hanya perut yang puasa, tapi seluruh badan. Baik kaki, tangan, mata, telinga, dan terutama hati," katanya.
Menurutnya, puasa seperti inilah yang nantinya akan menimbulkan perubahan besar pada diri manusia. Satu bulan ke depan, manusia dilatih untuk membiasakan diri berbuat baik. Sehingga manfaatnya nanti tidak hanya dirasakan oleh si pemilik badan, namun juga orang lain.
"Memang, di bulan suci Ramadan tak hanya pahalanya yang begitu melimpah, godaannya pun juga besar. Jika kita membiasakan diri untuk berbuat baik, maka kita tergolong orang-orang muttaqin (bertaqwa)," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)