"Kita ada enam, mulai nastar, kue kacang, kue emping, kue strawberry cookies, kastengel, kue coklat," kata salah satu warga binaan Lapas Perempuan Malang, Zaenab, saat ditemui Selasa, 19 Maret 2024.
Baca:ASDP Pastikan Kesiapan 215 Unit Kapal di 8 Lintasan Nasional saat Lebaran 2024 |
"Sekarang setiap hari produksi kue kering. Produksinya banyak. Kalau kue kering kan ngitungnya dari tepung. Tepung itu sekali beli satu karung 25 kilogram. Ini sudah habis satu karung," jelasnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara Kalapas Perempuan Malang, Yunengsih, mengatakan para warga binaan yang memproduksi kue kering ini sebelumnya telah mendapat pelatihan dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Ganesha Malang. Ia mengaku, pesanan kue kering yang datang tahun ini cukup berlimpah.
"Alhamdulillah sampai sejauh ini sudah banyak juga pesanan, baik dari dalam maupun dari luar Malang," ungkapnya.
Yunengsih menerangkan dengan membuat kue kering, para warga binaan bisa mendapatkan pendapatan sendiri. Upah atau premi yang didapat para warga binaan ini akan dikirim ke rekening tabungan mereka masing-masing.
"Alhamdulillah sejauh ini mereka sangat merasakan manfaat dari hasil karya mereka karena pesanan-pesanan sudah banyak dan mereka mendaparkan premi yang sesuai dengan jerih payah atau keterampilannya," ujarnya.
Di sisi lain, Yunengsih berharap dengan adanya kegiatan ini, para warga binaan bisa mendapatkan keterampilan membuat kue kering. Sehingga nantinya mereka dapat berwirausaha saat keluar atau bebas dari lapas.
"Harapannya setelah bebas nanti mereka bisa berwirausaha. Karena alasan mereka sampai masuk di dalam sini yaitu rata-rata faktor ekonomi. Untuk manajemen penjualan juga kami berupaya untuk memberikan pengetahuan tentang penjualan atau pemasaran," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DEN)