Petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Yogyakarta, Polda Yogyakarta, dan Dinas Kesehatan Yogyakarta itu memeriksa kelaikan angkutan hingga kondisi sopir bus, baik bus antarkota dalam provinsi (AKAP)m maupun bus antarkota dalam provinsi (AKDP).
Dalam operasi kelayakan itu petugas menemukan beberapa bus yang dinilai tak layak lantaran gas buang yang melebihi ambang batas. Selain itu, petugas juga menemukan beberapa kendaraan yang surat-suratnya belum diperpanjang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dari pemeriksaan sopir bus, petugas Dinas Kesehatan menemui sopir yang memiliki tekanan darah yang tidak normal, yakni 150/90. Padahal, normalnya tekanan darah seseorang pada angka 120/70 atau 120/80.
Pihak Dinas Kesehatan menduga sopir itu kelelahan lantaran menempuh jarak Surabaya-Yogyakarta dengan berangkat pukul 02.00 WIB dini hari. Di samping itu juga akibat terlalu banyak mengosumsi kopi dan rokok.
"Kami sarankan untuk istirahat di atas tiga jam. Jika sudah pulih, baru kami izinkan melanjutkan perjalanan," kata Staf Seksi Pengendalian Penyakit dan Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Yogyakarta, Anang Isyanto.
Kepala Seksi Pengendalian Lalu Lintas dan Penumpang, Dishubkominfo Yogyakarta, Muhammad Yazid mengungkapkan operasi kelaikan kondisi sopir dan angkutan Lebaran 2015 tak hanya dilakukan di Terminal Giwangan. Opersi serupa juga akan dilakukan di Terminal Jombor Sleman dan Terminal Wonosari Gunungkidul. Pemeriksaan dipilih pada lokasi yang banyak disinggahi bus AKAP.
Selain itu, sebanyak lima posko untuk pemudik juga akan disiapkan. Kelima posko itu di antaranya berada di wilayah Jalan Magelang, Gamping, Prambanan, dan Piyungan. "Kami ingin menjamin para pemudik bisa terlayani dengan baik," ucapnya.
Pihaknya memprediksi kenaikan jumlah pemudik hanya dalam kisaran 1 hingga 5 persen. "Kalah dengan sepeda motor dan mobil pribadi. Yang paling menonjol kereta api dan pesawat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (UWA)