“Masyarakat jangan mencoba main 'kucing-kucingan' mengambil 'jalan tikus' untuk mengakali petugas,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Rabu 29 April 2020.
Baca:Ganjar Minta Warga tak Bersiasat Agar Bisa Mudik
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut dia, masyarkat yang memaksa mudik membahayakan sejumlah pihak, yakni dirinya dan orang lain yang berinteraksi dengannya. Tulus khawatir mereka yang nekat mudik membawa atau tertular virus korona tanpa sadar.
Jika memang sangat urgen, Tulus mengimbau masyarakat melakukan mudik secara legal. Yakni dengan mengurus surat-surat yang diperlukan.
Menurut Tulus, larangan mudik sudah sejalan dengan protokol kesehatan. Semua pihak harus bekerja sama agar larangan tersebut berjalan efektif.
“Harus dijalankan secara konsisten, baik oleh masyarakat dan atau pemerintah,” ucap dia.
Pemerintah, kata Tulus, juga harus proaktif memberi bantuan jaring pengaman sosial. Khususnya pada masyarakat yang tidak mudik dan mengalami kesulitan ekonomi.
“Bantuan jaring pengaman sosial harus dalam jumlah cukup memadai, baik untuk logistik dan atau biaya tempat tinggal,” tutur Tulus.
Dia meminta pemerintah memberi bantuan sesuai standar kebutuhan hidup dan manusiawi. Tulus mengaku YLKI menerima pengaduan masyarakat ihwal bantuan sosial.
Dalam pengaduan tersebut, masyarakat hanya menerima beras lima kilogram, minyak goreng satu liter, dua bungkus biskuit, dan mi instan. Menurut Tulus, bantuan itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (ADN)
