Penanggung jawab SBH Dompet Dhuafa Dwi Tanty Kurnianingsih mengatakan para peserta merupakan anak-anak pengungsi yang bermukim di bilangan Ciputat Tangerang Selatan, Banten. Mereka berasal dari wilayah konflik di Yaman, Somalia, Irak, Sudan, dan Ethiopia.
“Lewat acara ini kami ajak adik-adik pengungsi berbagi keceriaan sambil ngabuburit. Mereka bermain, mendengarkan dongeng, dan juga tampil unjuk kebolehan seperti baca puisi,” ujar Dwi melalui rilis yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu (18/6/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam kesehariannya, lanjut Dwi, puluhan anak pengungsi itu merupakan para peserta didik program School for Refugees yang dibuka Dompet Dhuafasejak Februari 2016 lalu.
“Materi utama yang dihadirkan dalam School for Refugees adalah pendidikan bahasa dan literasi. Hal ini memfasilitasi pengungsi agar mampu membaca, menulis, dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Juga ada materi berhitung,” kata Dwi.
Sementara itu, Manajer Program Pendidikan Dompet Dhuafa Latifah Faray mengatakan School for Refugees yang dibentuk pihaknya itu juga bertujuan untuk membantu para pengungsi dalam mengembangkan kompetensi sosialnya supaya mampu berinteraksi dengan penduduk lokal.
“Pendidikan pula yang akan membantu para pengungsi untuk dapat memahami hak-haknya sebagai pengungsi,” ujar Latifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)