"Perjalanan Jakarta-Lombok kalau normal tiga hari dua malam, kalau macet begini, bisa lebih. Sementara uang bensin dan operasional tetap sama," kata Haidar, sopir bus PO Safari Dharma Raya jurusan Jakarta-Mataram kepada Metrotvnews.com di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (9/7/2016).
Menurut dia, setiap kali mengisi isi bahan bakar solar kala macet, pihaknya bisa menghabiskan Rp1 juta. Terkadang, ia harus merogoh kocek pribadi sebelum mengklaim penggantian ke kantor.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kan macet juga, AC tetap harus nyala. Nanti penumpang komplain. Solar otomatis berkurang," jelas Haidar.
Ia meminta penumpang memahami jika terjadi kenaikan tarif bus jelang musim mudik. Kenaikan, kata dia, untuk menutupi biaya operasional yang membengkak.
Hal senada disampaikan Basori, sopir bus PO Gunung Mulia jurusan Jakarta-Semarang-Jogja-Solo. Menurutnya, kemacetan berkepanjangan bukan hanya merugikan penumpang, tetapi juga PO Bus.
"Kita sudah ditentukan dari kantor, berangkat jam sekian sampai jam sekian, kalau macet kan itu di luar perhitungan," ucap Basori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (OJE)