"Kita tidak bisa mengubah prinsip-prinsip Islam hanya karena kebutuhan kita," tulis salah satu pembaca di komentar laporan BBC tentang fatwa pengurangan jam puasa seperti dilansir Onislam, Jumat (19/6/2015).
Usama Hasan, seorang ulama Inggris telah menyerukan untuk membatasi jam puasa ramadan bagi umat muslim yang tinggal di Eropa Utara dan Kanada. Menurut Usama, waktu berpuasa harus diubah dengan mengeluarkan fatwa pembatasan jam puasa yang akan diterima mereka yang membutuhkan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Banyak orang bertanya pada saya bagaimana berpuasa bertepatan dengan bulan musim panas selama ramadan. Saya mendapat laporan banyak orang masuk rumah sakit, terutama anak-anak yang menjalankan puasa selama lebih dari 18 jam," kata Usama.
Menurut Usama, umat muslim juga percaya untuk mengikuti waktu puasa di Mekah dan Madinah, di mana berpuasa dilakukan saat matahari terbit hingga tenggelam selama sekitar 12-15 jam mengikuti waktu wilayah terdekat.
Namun di Eropa Utara waktu puasa ramadan bertepatan dengan musim panas di mana matahari akan bersinar sepanjang hari dan sulit untuk menentukan waktu untuk berbuka dan sahur. Bahkan hari terpanjang untuk berpuasa diprediksi akan terjadi pada 21 Juni mendatang.
Lamanya waktu berpuasa menjadi tantangan tersendiri bagi umat muslim di Eropa Utara dan Amerika. Bahkan di wilayah utara Swedia, matahari akan bersinar sepanjang hari selama Juni dan Juli.
Tahun lalu, pemerintah Swedia membuat aturan untuk umat muslim yang berpuasa agar mengikuti arah matahari terbenam dari kota terdekat yakni Stockholm dan Malmo agar bisa berbuka puasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)
