Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

NN menjual uang di kawasan Pondok Indah. Foto: MTVN/Tri Kurniawan
NN menjual uang di kawasan Pondok Indah. Foto: MTVN/Tri Kurniawan

Jual Beli 'Uang Lebaran' Sepi Peminat

Tri Kurniawan • 08 Juli 2015 14:53
medcom.id, Jakarta: Perempuan berusia 48 tahun ini mengeluh jual beli uang Lebaran sepi peminat. Ia berdiri di depan sebuah rumah mewah di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pukul 07.00 hingga 16.00 WIB sejak Senin, pekan ini. Belum sepersen pun uangnya terjual.
 
Perempuan inisial NN ini menggenggam uang baru pecahan Rp2 ribu hingga Rp20 ribu. Siapa pun yang menghampirinya akan ditawari membeli uang tersebut. "Mau tukar yang mana?" kata warga Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu kepada Metrotvnews.com, Rabu (8/7/2015).
 
Lelah pasti menghampiri karena ia berdiri di bawah terik matahari dan di pinggir jalan yang arus lalu lintasnya saban hari selalu ramai. "Sekarang sepi. Sejak Senin, satu uang pun tidak laku. Ada yang mampir paling cuma nawar," tambahnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pekerjaan lain NN adalah menjual kopi di sekitar Terminal Lebak Bulus. Sebulan atau dua pekan sebelum Lebaran, ia akan alih profesi menjadi penjual uang. Suaminya yang sehari-hari adalah sopir bus kota juga beralih ikut menjual uang. Pekerjaan ini ia dan suaminya lakoni sejak 2010.
 
Dia menduga, pembeli uang Lebaran berkurang karena kebutuhan hidup semakin tinggi. Berbeda dengan dua atau empat tahun lalu. Orang-orang kaya bisa membeli uang hingga Rp1 juta. Menurutnya, teman-temannya sesama penjual uang Lebaran juga mengeluh sepi.
 
Dua hari lalu, usahanya belum menghasilkan. Pagi ini ia kembali menjual uang. Perempuan asal Medan ini berharap ada yang membeli uang karena Lebaran sudah semakin dekat dan uang tunjangan hari raya bagi para karyawan sudah cair.
 
Baginya, penghasilan dari jual beli uang lumayan. Ia enggan merinci penghasilan menjual uang selama dua pekan. "Pokoknya lumayan untuk biaya anak sekolah."
 
Menurutnya, untung dari menjual uang sangat tergantung dari modal. Tahun ini, NN dan suaminya punya modal Rp20 juta. Dengan modal itu ia membeli uang baru ke seorang bandar yang ia sebut masih keluarganya. Untuk Rp1 juta uang baru, NN harus membayar Rp1.060.000.
 
"Kalau saya modalnya sedikit. Kalau yang lain bahkan ada yang sampai menggadaikan sepeda motor," papar perempuan beranak satu itu.
 

Jual Beli 'Uang Lebaran' Sepi Peminat
NN menjual uang di kawasan Pondok Indah. Foto: MTVN/Tri Kurniawan
 
NN kembali menjual uang baru tersebut. Setiap Rp100 ribu, ia jual Rp110 ribu untuk semua pecahan. "Orang banyak yang minta Rp100 ribu belinya Rp105 ribu," ujarnya.
 
Dia sadar menjual uang sangat berisiko mendapat uang palsu dari pembeli atau dirampok. Nyalinya sempat ciut saat mendengar kabar beberapa hari lalu penjual uang di Pondok Pinang dirampok. Tapi, dia yakin keamanan di sepanjang jalan di kawasan Pondok Indah.
 
"Kalau di sini kan ramai (yang menjual uang). Kami juga harus lebih hati-hati lah," tuturnya.
 
Ika, 43, warga Ciputat, Tangerang Selatan, sudah enam tahun menjual uang. Tahun ini, ia sudah berdiri di sepanjang jalan Pondok Indah sejak awal puasa. Sama seperti NN, ia menilai tahun ini minat warga membeli uang baru berkurang.
 
"Kalau hasil tahun ini saya tidak bisa prediksi karena sekarang cenderung sepi. Saya tertarik ikut ini untuk menambah ekonomi keluarga," kata dia.
 
Dia melanjutkan, pecahan Rp5 ribu, Rp10 ribu, Rp20 ribu paling diminati. Yang ia wanti-wanti adalah mendapat uang palsu dari pembeli. "Saya sudah tahu ciri-ciri uang palsu," terang perempuan yang pernah dirampok saat menjual uang ini.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TRK)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif