Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Warga negara Indonesia di Suriah melakukan salat berjamaah bersama Duta Besar Djoko Harjanto. di Wisma Duta di Damaskus, Suriah, 2 Juli 2015 (Foto: Kementerian Luar Negeri Indonesia)
Warga negara Indonesia di Suriah melakukan salat berjamaah bersama Duta Besar Djoko Harjanto. di Wisma Duta di Damaskus, Suriah, 2 Juli 2015 (Foto: Kementerian Luar Negeri Indonesia)

Ramadan Tenang di Damaskus

Willy Haryono • 06 Juli 2015 09:56
medcom.id, Damaskus: Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Ramadan tahun ini terasa lebih tenang di Damaskus, Suriah. Meskipun perang masih berkecamuk di beberapa daerah seperti Hasakah, Aleppo, Deir ez-Zour, dan Douma, warga di Damaskus dapat beribadah dengan tenang.
 
Situasi tenang itu juga dirasakan warga negara Indonesia yang datang memenuhi undangan buka puasa bersama Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, di Wisma Duta daerah di Yafour, Damascus Countryside pada 2 Juli.
 
Sekitar 50 mahasiswa, staf, dan warga Indonesia hadir memenuhi undangan Dubes Djoko. Puluhan kursi dan meja ditata rapi di tepi kolam renang Wisma Duta dan beraneka makanan tersaji. Setelah iftar dan santap malam, acara dilanjutkan hingga sholat tarawih dan peringatan Nuzulul Quran. Kesemua rangkaian acara dilakukan di tepi kolam renang di halaman depan Wisma Duta.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Alhamdulillah malam ini sungguh istimewa bagi kita. Ditemani purnama malam ke-15 Ramadhan, udara sejuk malam hari, ditambah dengan gemericik air kolam renang, membuat ibadah kita semakin khusuk malam ini," ucap ustaz Ahsin Mahrus memulai ceramah Nuzulul Quran.
 
"Saudara-saudara kita di Tanah Air pasti tidak ada yang menyangka, kita bisa beribadah dengan tenang di Damaskus," sambung dia, dalam rilis yang diterima Metrotvnews.com, belum lama ini.
 
Tahun ini, Ramadan di Suriah jatuh pada musim panas. Suhu sempat mencapai 40 derajat celcius. Namun dengan suasana petang Wisma Duta yang asri, gemericik air kolam renang, dan angin sejuk yang berembus, seketika mengurai rasa lelah berpuasa selama 16.5 jam di musim panas.
 
Suriah dilanda perang saudara dan pemberontakan di hampir seluruh wilayahnya sejak 2011. Bukan hanya kelompok oposisi nasional, militan asing dari sekitar 80 negara juga mengalir masuk ke Suriah untuk bergabung ke dalam kelompok-kelompok bersenjata, seperti kelompok militan Islamic State (ISIS), Jabhat Nusra, Free Syrian Army, dan lain sebagainya.
 
Pada 2012—2013, konflik dinilai mencapai tingkat paling panas di mana perang kerap terjadi di ibu kota Damaskus. Akan tetapi, memasuki 2015, kondisi jauh lebih tenang dan damai. Warga Damaskus dapat beraktivitas dengan lebih normal, meski check point tentara masih tetap berlaku.
 
"Alhamdulillah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Damaskus lebih tenang," tutur Dubes Djoko Harjanto dalam sambutannya selepas sholat tarawih berjamaah. "Kita semua perlu membantu suarakan apa yang sebenarnya terjadi di Damaskus dan Suriah pada umumnya. Kita yang tinggal di sini lebih tahu apa yang dirasakan, berbeda dengan saudara-saudara di Tanah Air yang hanya membaca dari media."
 
Selepas salat tarawih di Wisma Duta, para mahasiswa bermain futsal di sekitar Wisma Duta. "Mumpung kita lagi ngumpul, teman-teman selesai ujian, dan udara hangat,” ujar Ahmad Fuadi Fauzi, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Suriah.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif