Pantauan Metrotvnews.com, peziarah memadati TPU Jeruk Purut sejak pagi. Siang hingga sore ini, peziarah semakin ramai. Ziarah sudah menjadi tradisi umat Muslim menjelang Ramadan.
"Setiap tahun saya dan keluarga ke sini, kami ziarah ke makam kakek dan nenek," kata Thalib, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, di TPU Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta Selatan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Nursiah, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, juga mengajak keluarganya ke TPU Jeruk Purut. Ibu Nursiah meninggal dua tahun lalu. Menurut Nursiah, menjelang Ramadan waktu yang tepat untuk ziarah.
"Sudah ritual turun temurun selalu ziarah jelang Ramadan," ujar Nursiah.
Raup Untung

Tradisi nyekar menjelang Ramadan membawa rezeki bagi banyak orang. Pedagang kembang dadakan berjejer di pinggir jalan sekitar pemakaman.
Aisyah sehari-hari menjual nasi uduk. Sehari atau dua hari menjelang Ramadan ia beralih menjual kembang. Bermodal Rp800 ribu, ia membeli kembang di Pasar Kembang Rawa Belong, Jakarta Barat.
Dalam sepekan, Aisyah mengacu pada penghasilannya tahun lalu, pendapatan dari menjual kembang bisa mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta. Keuntungan yang lumayan dibandingkan berdagang nasi uduk.

Nung, warga Cikampek, Karawang, juga tergiur keuntungan besar dari menjual kembang di pemakaman menjelang Ramadan. Awalnya, Nung diajak tetangganya.
Karena untung cukup besar, ia rela jauh-jauh dari Cikampek ke Jakarta setiap mendekati Ramadan tiga tahun terakhir. Sehari sebelum Lebaran, penjual kembang kembali memadati pemakaman.
Mereka pun rela tidak merayakan Idul Fitri di rumah bersama keluarga demi uang. "Saya sampai besok di sini. Lumayan untungnya, bisa Rp3 juta seminggu. Lebaran lebih ramai lagi peziarah," kata Nung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)
