"Perbedaan itu hanya pada kriteria. Muhammadiyah wujudul hilal di ketinggian nol derajat, Nahdlatul Ulama di dua derajat, Persis kriterianya beda tinggi bulan dan matahari empat derajat," kata Thomas kepada Metrotvnews.com, Selasa (16/6/2015).
Dia mengusulkan tiga syarat untuk menyamakan penentuan 1 Ramadan. Pertama otoritas tunggal, dalam hal ini Kementerian Agama. Kedua, kriteria yang disepakati dan ketiga, kesepakatan batas wilayah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dari tiga syarat itu, baru satu yang disepakati yakni batas wilayah," ujarnya.
Sedangkan kriteria masih diperdebatkan. Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama itu menyampaikan, 1 Ramadan tahun ini kemungkinan sama jatuh pada 18 Juni. Karena posisi hilal belum sesuai kriteria ketiga ormas Islam tersebut.
"Otoritas pemerintah harus didorong mengambil keputusan. Kalau nanti Idul Fitri ada perbedaan, kita ikuti saja sidang isbat," terangnya.
Sore nanti, Kementerian Agama, tokoh agama, dan pakar astronomi akan menggelar sidang isbat untuk menentukan apakah 1 Ramadan jatuh pada Rabu atau Kamis. "Ketika ada keputusan sidang isbat, masyarakat diimbau untuk mengikuti keputusan itu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)