"Jadi kita mesti memanfaatkan pemuka agama, tokoh masyarakat untuk bicara, bukan petugas," kata Amin dalam diskusi virtual, Minggu, 3 April 2020.
Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan beberapa kelompok masyarakat masih beribadah berjemaah di luar rumah. Hal ini membuktikan masih kurangnya kepekaan masyarakat terhadap kondisi di tengah pandemi atau sense of crisis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Jadi tugas kita untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Karena kita lihat masih banyak (beribadah di luar) tidak jaga jarak, tidak pakai masker, bubarnya seperti tidak ada apa-apa," ucap Amin.
Petugas yang menertibkan kerumunan massa di tempat ibadah diyakini tak mampu berbuat banyak. Selain itu, potensi ketegangan bisa muncul bila pencegahan kerumunan dilakukan petugas.
"Kalau petugas pasti akan mengalami resistensi yang cukup tinggi, tapi kalau pemuka masyarakat yang bicara itu mungkin akan beda," ujar Amin.
Di DKI Jakarta, dari 3.200 masjid yang tersebar di Ibu Kota, 40 di antaranya masih menggelar salat Tarawih selama Ramadan 1441 Hijriah. Beberapa masjid juga masih mengadakan salat Jumat berjemaah.
.jpg?w=1111)
Baca: Jemaah Salat Jumat di Tangsel Dilakukan Rapid Test
Kepala Biro Pendidikan, Mental, dan Spiritual (Dikmental) DKI Jakarta Hendra Hidayat mengatakan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam Penanganan Covid-19 sedianya jelas mengatur warga beribadah tanpa berkerumun. Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, MUI DKI, dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jakarta juga mengeluarkan surat edaran bernada serupa.
"(Surat edaran berisi) imbauan pelaksanaan kegiatan ibadah dalam masa darurat pandemi covid-19 ini semuanya dilaksanakan di rumah, baik itu salat berjemaah Jumat, termasuk Tarawih, dan lain sebagainya," ucap Hendra saat dihubungi, Rabu, 29 April 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (OGI)