"Dari dulu semenjak sebelum ada wabah covid-19, setiap sehabis salat Isya saya selalu memberikan nasihat kepada keluarga saya. Di rumah saya ini tidak hanya tinggal istri dan anak, tapi juga ada menantu, cucu, keponakan-keponakan," kata Nuhfil dalam keterangannya, Kamis, 30 April 2020.
Nuhfil menambahkan, bahwa rutinitas tersebut dia lakukan jika tidak ada undangan berbuka puasa di luar. Biasanya di awal-awal puasa, Nuhfil memberikan ceramah tentang keutamaan puasa dan apa saja yang dilakukan pada saat puasa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kemudian memberikan kuliah tujuh menit (kultum) sebentar, dilanjut dengan sesi tanya jawab. "Meskipun saya di luar, namun hati saya tetap di rumah. Saya selalu senang untuk kembali ke rumah dan memberikan nasihat kepada, istri, anak, menantu, dan keponakan-keponakan saya," ujarnya.
Baca juga:Tips Lancar Berpuasa ala Ahli Gizi UGM
Nuhfil mengaku sedih, karena Ramadan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya banyak masjid yang mengadakan salat Tarawih dan tadarus Alquran, namun tahun ini lebih banyak dilakukan di rumah karena adanya pandemi covid-19.
"Ramadan kali ini terasa berbeda. Saya melihat keceriaan Ramadan tidak seperti yang dulu. Biasanya sebelum puasa saya sempatkan ziarah orang tua ke Jember dan Madiun. Ramadan tahun ini tidak bisa," kata Nuhfil.
Meskipun begitu, kegiatan atau rutinitas di masjid seperti tadarus bisa diganti dengan belajar hadis dan belajar ilmu agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (CEU)