Tim Media Majelis Taqorub Ilalloh Garut Ridlo Muhammad mengatakan, majelisnya telah menentukan 1 Syawal 1440 Hijriah merujuk pada hasil rukyat global yang terjadi di beberapa negara. "Tadi malam (Senin) kami mendapatkan informasi sudah 35 negara melihat hilal," ujarnya, usai melaksanakan salat Idulfitri.
Dia mengatakan keputusan Lebaran hari ini adalah hasil ijtihad ulama yang menetapkan jika negara lain telah melihat hilal 1 Syawal, maka wajib hukumnya mengikuti.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menyebutkan, hasil pengamatan tadi malam, ada 35 negara di dunia yang melihat kemunculan hilal atau petunjuk telah berakhirnya Ramadan.
"Bagi kami ya sudah sah jika hari ini Lebaran, tidak genap sesuai pemerintah," katanya.
Ridho tak masalah adanya perbedaaan menentukan hari Lebaran. Karena semua keputusan berdasarkan hasil ijtima ulama. Dia menilai, pemerintah maupun organisasi Islam lainnya mungkin menentukan 1 Syawal menggunkana rukyat lokal.
"Silakan pemerintah Lebaran (Rabu) mungkin menggunakan rukyat lokal," tambahnya.
Ridlo menyampaikan, jemaah yang ikut salat Idulfitri di Lapangan Kerkof dari beberapa kecamatan di Garut. Di antaranya, berasal dari Garut Kota, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Semarang dan lainnya.
"Dari Limbangan, ada ada juga dari Cilawu, Cibatu dan lainnya," ungkapnya.
Seorang jemaah Majelis Taqorub Ilalloh, Dedi Mulyadi, 60, mengatakan perbedaan penetapan Lebaran tidak perlu diperdebatkan. Dia menghormati perbedaan dan menjadikan Lebaran sebagai pesan damai bagi seluruh umat manusia.
"Semua juga punya pilihan masing-masing," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (LDS)