"Jadi kalau disebut peluangnya, kemungkinan Jumat, 17 Juli lebih besar daripada Sabtu, 18 Juli," kata Thomas kepada Metrotvnews.com, Kamis (16/7/2015).
Thomas menerangkan, posisi hilal yang sudah di atas dua derajat saat Maghrib nanti. Namun, hilal kemungkinan tidak bisa dilihat karena ketinggiannya di bawah tiga derajat yang secara astronomi sulit terlihat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Proses penglihatan hilal-----MI/Arya Manggala
Oleh karena itu, Guru Besar Ilmu Astronomi di ITB ini menerangkan, akan ada dua kemungkinan yang terjadi di sidang itsbat nanti. "Pertama, kemungkinan ada orang yang mengaku melihat hilal meski secara astronomi tak mungkin tapi berani disumpah. Kalau terjadi, secara hukum dipertimbangkan, kalau seperti itu. Kemungkinan sidang memutuskan besok." sebut Thomas. "Atau kedua, kalau tidak ada saksi melihat, atau ada saksi yang melihat tapi ditolak."
Dua kemungkinan itu akan dibahas dalam sidang untuk menentukan Lebaran jatuh pada hari apa. "Itu ada kemungkian juga dibahas di sidang. Jadi apakah 18 Juli, atau tetap 17 Juli," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TII)