Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Sejumlah bus lintas provinsi parkir menunggu penumpang di terminal bayangan jembatan layang Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/5/2017). Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah bus lintas provinsi parkir menunggu penumpang di terminal bayangan jembatan layang Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/5/2017). Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya

Terminal Bayangan Mulai Diserbu

deny aryanto • 20 Juni 2017 08:50
medcom.id, Jakarta: Sekalipun pemerintah telah menyiapkan sejumlah terminal utama dan terminal bantuan untuk menjadi titik-titik pemberangkatan mudik menggunakan bus antarkota, terminal bayangan tetap saja membandel. Itu pula yang terjadi di perempatan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang sejak lama sudah menjadi terminal bayangan bagi belasan agen bus.
 
Badan jalan diserobot awak bus untuk digunakan sebagai parkir bus menunggu penumpang. Seperti halnya kemarin, sejak pagi puluhan bus sudah parkir di badan Jalan Pondok Pinang Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
 
Puluhan petugas perusahaan otobus (PO) dan calo yang menyaru jadi petugas PO berbaur di antara penumpang yang tengah mencari bus yang diinginkan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Rojali, 47, salah satu pemudik yang hendak pulang kampung ke Magetan, Jawa Timur, mengaku memilih terminal bayangan itu ketimbang harus ke Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
 
"Rumah saya di Ciputat, ya jelas saja mending naik bus dari sini. Kalau di sini saja ada bus, ngapain harus jauh-jauh ke Kampung Rambutan?" ujarnya yang pagi itu akan mudik bersama istri dan empat anaknya.
 
Soal keberadaan calo yang 'menggetok' harga pun tak jadi persoalan baginya. "Ya, wajarlah kalau harga tiket naik saat Lebaran. Setahun sekali ini kejadiannya dan ini sudah saya perhitungkan sejak lama jadi saya sudah persiapkan ongkosnya," ujar dia.
 
Maraknya terminal bayangan juga terlihat di kawasan Pasar Kebayoran Lama. Bus-bus dengan tujuan Kuningan, Pekalongan, dan Purwokerto tiap pagi dan sore mulai parkir menunggu penumpang.
 
Keberadaan kendaraan itu bercampur baur dengan lapak-lapak pedagang sayur di pinggir jalan. Sibuknya aktivitas di tempat itu didorong alasan yang sama dari penumpang. Mereka merasa diuntungkan karena lebih dekat untuk menjangkaunya ketimbang harus ke terminal resmi.
 
"Dari rumah ke sini cuma diantar anak pakai motor. Jaraknya dekat. Kalau ke terminal, ya kejauhan. Apalagi di sini juga enggak ada calonya," terang Agus, 41, warga Ulujami, Jakarta Selatan.
 
Di luar lebih aman
 
Pembangunan terminal tipe A dengan fasilitas yang jauh lebih lengkap daripada sebelumnya ternyata bagi penumpang belum jadi jaminan bahwa terminal itu bakal aman dan nyaman.
 
Supri, 43, warga Cilandak, Jakarta Selatan, justru menilai menunggu bus di luar terminal jauh lebih aman. Pengalaman kurang mengenakkan pernah dialaminya saat akan pulang kampung melalui Terminal Kampung Rambutan pada Lebaran tahun lalu.
 
"Malas kalau naik bus di terminal. Harganya jauh lebih mahal karena harus lewat calo. Belum lagi pengamen yang mintanya memaksa. Naik dari luar terminal lebih nyaman. Tinggal setop bus, menawar harga tiket, naik," ucapnya.
 
Sama halnya dengan Asnawi, 39, warga Cililitan, yang hendak mudik ke Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia lebih suka menanti bus di luar Terminal Kampung Rambutan ketimbang harus naik dari dalam terminal.
 
"Kalau di terminal, penumpang harus dipaksa sabar menunggu bus ngetem. Ngetem-nya bisa 1-2 jam. Mending naik dari luar," jelasnya. (J-1)
 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(UWA)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif