Kondisi ini praktis membuat penumpang hanya bisa jajan kudapan di restorasi (kereta makan). Dan, sekarang banyak pemudik kangen mencicipi makanan dari pedagang di dalam kereta. Salah satunya, nasi pecel.
Meylina, 29, pemudik asal Semarang, mengaku, kerap menantikan penjual nasi pecel saat mudik. Namun kini kudapan itu tak pernah ia jumpai di dalam kereta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalau dulu pas lelap tidur di perjalanan kebangun gara-gara muncul suara khas ibu-ibu penjual nasi pecel "Nasi, nasi, nasi pecel mba, buat sarapan". Itu yang paling dikangenin kalo naik kereta, sekarang enggak ada lagi," tutur Meylina saat berbincang dengan Metrotvnews.com di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015).
Meylina menjelaskan, nasi pecel ini dijajakan menggunakan daun pisang dengan harga cukup murah, yakni Rp3 ribu hingga Rp3.500 per bungkus. Untuk mendapatkannya, ia tak perlu turun dari kereta. Penjual dengan sendirinya akan datang mengampiri.
"Harganya murah, porsinya juga pas mengenyangkan. Isinya udah lengkap, bumbu pecelnya dibungkus plastik terpisah dari nasi, supaya nasi tidak lembek. Ada sedikit sayuran, sedikit serundeng dan dilengkapi dengan peyek teri," tuturnya.
Meski sudah tak bisa mencicipi nasi pecel dari pedagang, Meylina mengaku sepakat dengan kebijakan yang diberlakukan PT KAI dengan melarang pedagang berjualan di dalam Kereta. Sebab, hal itu diberlakukan untuk kenyamanan penumpang.
Dirinya mengaku, kini perjalanan kereta lebih nyaman. Ia bisa beristirahat tanpa harus terganggu pedagang yang berlalu lalang di atas gerbong KA.
"Ya bedanya. dulu kalau tiduran kebangun gara-gara penjual, sekarang saya bisa agak pulas sampai tujuan," tuturnya sambil tertawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TII)