"Pada tren empat tahun terakhir, dari tahun 2016 sampi 2020, menunjukkan penurunan untuk parameter CO, ini karena kondisi transportasi yang berkurang di Jakarta menjelang hari lebaran," papar pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin dalam keterangan tertulis, Jumat, 14 Mei 2021.
Konsentrasi CO menjelang Idulfitri relatif kecil dan memenuhi baku mutu, yakni di bawah 7 ug/m3. Namun, konsentrasi nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan ozon (O3) tetap normal.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca:1 Juta Orang Keluar Jakarta Sebelum Pelarangan Mudik
Syaripudin menyebut terjadi peningkatan konsentrasi PM2,5 dan PM 10 pada hari pertama Lebaran 2021, 13 Mei 2021. PM 2,5 dan PM 10 adalah partikulat berukuran di bawah 2,5 mikron dan di bawah 10 mikron. PM 2,5 merupakan polutan yang bersumber dari antropogenik maupun alam, seperti industri, transportasi, dan alam.
"Diimungkinkan aktivitas menjelang Idulfitri 2021 di Jakarta meningkat, sehingga menyebabkan PM 2,5 dan PM 10 juga juga ikut meningkat," kata dia.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan pemantauan di enam Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) milik Pemerintah Provinsi DKI. Keenamnya berada di Bundaran HI (DKI-1), Jakarta Pusat yang digunakan memantau roadside; Kelapa Gading (DKI-2), Jakarta Utara untuk memantau permukiman; dan Jagakarsa (DKI-3), Jakarta Selatan memantau permukiman.
Kemudian, di Lubang Buaya (DKI-4), Jakarta Timur memantau permukiman; Kebon Jeruk (DKI-5), Jakarta Barat untuk memantau permukiman; dan 1 unit SPKU mobile.
(ADN)