Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istijab M Danunegara mengatakan penurunan okupasi hotel sudah biasa terjadi saat bulan puasa.
"Okupasi hotel berbintang di DIY selama Ramadan hanya mencapai 30 hingga 40 persen. Kalau hotel nonbintang
okupasi hanya 10 hingga 15 persen. Ini karena Ramadan adalah bulan very low session," ujar Istijab melalui sambungan telepon kepada Metrotvnews.com, di Yogyakarta, Senin (22/6/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Agar bisnis perhotelan tetap terjaga, Istijab menyarankan pengusaha hotel menjalankan strategi khusus, di antaranyamenentukan tarif murah dan membuat paket Ramadan yang menarik.
"Saat Ramadan, hotel-hotel bisa menawarkan harga murah. Seperti hotel bintang tiga harganya menjadi Rp300-350 ribuan. Bintang empat sekitar Rp400 ribu. Sedangkan bintang lima hanya di kisaran Rp500 ribu. Harga ini berlaku hingga H-5 Lebaran," jelasnya.
Beberapa hotel menawarkan paket Lebaran dan aneka program seperti safari Ramadan, takjil, paket buka bersama, dan paket menginap lengkap dengan hidangan buka puasa dan sahur.
Ia memprediksi okupasi hotel meningkat mulai H-5 hingga H+5 Lebaran. "Untuk ring I okupasi diperkirakan menjadi 80 persen, ring II 70 persen, dan Ring III 60 persen," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (UWA)