Wakil Ketua I Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo Budi Prasetyo mengungkapkan, penambahan pasokan untuk mengakomodasi kebutuhan elpiji 3 kilogram yang meningkat selama Ramadan dan musim Lebaran.
"Untuk tren konsumsi melihat tahun-tahun sebelumnya biasanya akan ada peningkatan pada minggu kedua dan ketiga puasa, setelah itu pada saat lebaran mengalami penurunan dan kembali normal sekitar H+5," kata Budi, saat ditemui di Kantor Hiswana Solo, Sabtu (03/06/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia mengatakan selama Juni 2016 pasokan di Kota Solo akan ditambah 3 persen menjadi 692.160 tabung. Sedangkan Juli 2015 pasokan kembali ditingkatkan hingga 5 persen menjadi 706.003 tabung selama satu bulan.
"Di Kota Solo biasanya 677.000 tabung sebelum ada penambahan," katanya.
Budi mengungkapkan harga Elpiji di pasaran dinyatakan normal, bahkan di Kota Solo cenderung dijual lebih murah. Pemerintah menetapkan harga elpiji 3 kilogram Rp15.500 namun pedagang biasanya menjual kisaran Rp 15.100.
"Itu menandakan stok elpiji banyak dan aman," tambah dia.
Peningkatan 3 persen selama Juni 2016 dan 5 persen untuk Juli 2016 ini, kata Budi, meningkat 15 persen dibanding stok elpiji 3 kilogram pada puasa dan lebaran tahun 2015.
Untuk memonitor secara komprehensif, pihak pertamina, imbuh Budi, juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang beroperasi sejak H-15 hingga H+15.
"Titik satgas minimal 14 agen dan 70 pangkalan per hari," ungkapnya.
Sedangkan pada H-5 dan H+5, Stasiun Pengangkutan Bulk Elpiji (SPBE) dan depot harus buka selama 24 jam. Hal ini sebagai antisipasi terkendalanya masalah transportasi karena padatnya arus mudik lebaran.
Satu SPBE yakni PT. Sekawan Maju Mapan juga ditunjuk sebagai SPBE kantong di Solo raya jika sekiranya terdapat kerawanan pada arus mudik.
"Kalau stok di Karanganyar atau Sukoharjo menipis misalnya, bisa langsung lari kesana. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terhadap stok elpiji," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)
