Dalil-dalil qunut salat witir
Berdasarkan riwayat Alibin abi Thalib, bahwasanya Nabi Muhammad Saw tidak membaca qunut witir kecuali pertengahan akhir Ramadan. Qunut tersebut dibaca setelah ruku.Muhammad abdurrahman bin abdirrahman al-Mubarakfuri menjelaskan, Ali bin Abi Thalib hanya membaca qunut pada pertengahan akhir Ramadan, begitu pula Ibnu umar dan Hasan bin ali.
Atsar Hasan yang diriwayatkan Imam abu Dawud:
“Bahwasanya umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) ubay Ibn Ka’b, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecualidalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadan hingga seterusnya),” (HR. abu Dawud).Al-Imam al-Baihaqididalam kitabnya Ma’rifatus Sunaniwal atsar dan as-Sunanul Kubro pada “Bab Man Qaala Laa Yaqnut fil WitriIllaa Fin Nishfil akhiriMin Ramadan (Bab komentar Orang-orang yang tidak berqunut kecuali pada pertengahan terakhir bulan Ramadan) menyebutkan beberapa riwayat, diantaranya al Imam al-Syafi’irahimahullah berkata:
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Mereka berqunut dalam Salat Witir pada pertengahan akhir bulan Ramadan, seperti itulah yang dilakukan oleh Ibnu ‘umar dan Mu’adz al-Qari”
Mazhab Maliki
“Dan tidak disunnahkan berqunut pada witir kecuali pada separuh terakhir dari Ramadhan. Riwayat tersebut darialidan ubay, itulah pendapat Imam Malik dan Imam Syafi'i Yang dipilih oleh Imam atsram karena berdasarkan riwayat sesungguhnya umar mengumpulkan umat Islam pada ubay bin Ka’ab, lalu dia shalat bersama mereka sebanyak dua puluh rakaat dan tidak berqunut kecualipada separuh kedua. Hadits riwayat abu Dawud,” (Syarh al-Kabir li Ibni Qudamah I/719).Baca: 7 Amalan Sunah Puasa Ramadan, dari Terbit Matahari hingga Tenggelam
Doa qunut witir
Berikut bacaan doa qunut witir seperti dikutip dari Nu Online lengkap dengan artinya:
Allahummahdina fiman hadait. Wa ‘afina fiman ‘afait. Watawallana fiman tawallait. Wa bariklana fima a‘thait. Waqina syarrama qadhait. Fainnaka taqdhi walaa yuqdha ‘alaik. Wa innahu la yadzillu man walait. Wala ya izzu man ‘adait.
Tabarakta rabbana wa ta‘alait. Fa lakal hamdu a’la ma qadhait. Wa astaghfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
Artinya: “Ya allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan.
Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan.
Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”
Sebagian ulama menganjurkan mengangkat tangan (seperti berdoa) saat qunut. Lalu apakah perlu mengusap wajah setelah selesai membaca qunut? Menurut Imam Al-Baihaqi, sebaiknya tidak perlu mengusap wajah, para ulama salaf saat membaca qunut hanya mengangkat tangan saja tanpa mengusap wajah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (RUL)