"Banyak yang beli kembang. Dipakai untuk nyekar (berkunjung) ke kuburan. Biasa paling ramai waktu Rabu pon," ucap Sumiati, ditemui Metrotvnews.com, di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Senin (15/6/2015).
Sejak matahari belum terbit hingga matahari terbenam, Sumiati berjualan kembang kuburan. Ia menjual mawar, melati, kenanga, dan kantil di emperan pintu masuk lantai 3 Pasar Beringharjo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebagian besar pelanggannya membeli kembang untuk keperluan nyekar. Namun, ada pula yang membeli kembang untuk pesta pernikahan.
"Kalau untuk nyekar belinya komplit. Bunga mawar, melati, kenanga dan kantil. Tapi kalau untuk nikahan belinya mawar atau melati dan kantil. Mawar dipakai untuk lemparan saat prosesi menikah. Kalau melati untuk dirangkai sebagai penghias konde wanita," beber wanita 60 tahun ini.
Sebulan sebelum bulan Puasa, masyarakat Indonesia memang punya tradisi berkunjung ke kuburan keluarga. Saat berkunjung biasana mereka biasanya membawa bunga dan air mawar untuk ditabur di atas kuburan.
Sumiati menambahkan dalam kondisi ramai, ia bisa menjual hingga lima karung bunga. "Satu karung bunga saya masukkan ke dalam keranjang-keranjang kecil. Bisa muat untuk 10 keranjang. Bulan ini alhamdulilah bisa menjual sampai 30 keranjang," tutur wanita yang tinggal di Kulon Progo Yogyakarta ini.
Jika sedang ramai, Sumiati bisa mendapatkan keuntungan di atas Rp40 ribu. Namun, jika sedang sepi ia harus menanggung rugi karena tak ada yang membeli kembangnya. "Puasa itu paling sepi. Kadang sehari tak ada yang beli. Kalau sepi seperti itu, saya nyambi sebagai buruh gendong," kata ibu tiga anak dan empat cucu ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (UWA)