Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, mengatakan lembaganya gencar mengawasi daging di pasar usai temuan sapi warga yang positif mengandung antraks. Selain itu, juga dilakukan uji laboratorium untuk menjamin keamanan daging.
"Lalu kami juga lakukan pengawasan di lokasi pemotongan hewan atau jagal. Ada tim pertanian dan pangan yang melakukan pemantauan di Kecamatan Semin, Karangmojo, Ponjong Semanu, dan Wonosari," ujar Bambang dihubungi Medcom.id, Rabu, 29 Mei 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia meminta masyarakat tak khawatir soal temuan antraks. Bambang menegaskan lima ternak warga yang sebelumnya mati hanya satu yang positif antraks. Ia menyatakan hal itu sudah dibuktikan dari hasil laboratorium Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
"Hasil uji lab, pengambilan sampel tanah di Nglipar dan Semanu, negatif. Antraks terjadi hanya wilayah lokal Bejiharjo (Kecamatan Karangmojo)," ujarnya.
Dia melanjutkan, pemerintah bersama sejumlah lembaga lain sudah berupaya mengantisipasi agar antraks yang disebabkan bakteri mikroba tidak menyebar. Salah satunya melakukan penyuntikan antibiotik ke ternak warga di sekitar lokasi terdampak.
Baca:Lima Sapi di Gunungkidul Positif Antraks
Total, 285 ternak sapi, 699 kambing, dan 9 domba telah divaksin di desa yang terdapat antraks. Penyuntikan antibiotik dilakukan setiap dua pekan sekali.
Bambang mengaku, belum tahu pasti sumber kemunculan antraks di Gunungkidul. Ia mengatakan lalu lintas ternak di Gunungkidul berasal dari berbagai daerah, seperti dari Wonogiri, Pacitan, dan Boyolali. Sebagian daerah tersebut pernah terjadi kasus antraks.
"Kemarin pagi kami juga sudah melakukan pengambilan sampel di Ponjong dan Wonosari. Kami kirim di balai Veteriner. Hasil lab bisa diketahui Jumat 31 Mei 2019," kata dia.
Bambang menyatakan, penyuntikan antibiotik akan berkala dilakukan. Termasuk dengan disinfektan dengan komposisi 10 persen formalin.
Selain itu, mulai hari ini sebanyak 50 petugas dari Pemkab Gunungkidul dikirim ke Balai Besar Veteriner untuk mendapat pembekalan pemberian vaksi.
"Termasuk agar mengetahui cara mengulangi efek samping vaksin," ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (LDS)