Nantinya, miniatur itu akan diarak pada malam takbiran. Ya, sudah tradisi warga Kepulauan Karimunjawa menggelar takbir keliling menyambut Idul Fitri.
“Paling tidak sepakan proses pembuatannya (miniatur). Ini membuat miniatur masjid atas permintaan warga,” kata Farul Alim, pemuda di Karimunjawa, Kamis 22 Juni 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada malam takbiran, anak-anak sampai orang dewasa jalan kaki mengarak miniatur masjid. Peserta takbiran juga membawa obor dan aneka hiasan lainnya seperti kembang manggar.
“Takbir keliling di sini dilarang menggunakan mobil, semua peserta jalan kaki jadi lebih mengakrabkan hubungan dan suasana sesama warga,” kata Farul.
Ashari, pemuda Karimunjawa lainnya, menambahkan, untuk membuat miniatur masjid, bedug, dan menara, dibutuhkan banyak bahan. Seperti cat, kertas, lem, bambu, styrofoam, triplek.
Untuk membuat miniatur bedug ukuran besar, dibutuhkan biaya setidaknya Rp2 juta. “Biaya pembuatan dibebankan kepada semua warga, diambil dari uang kas RT,” beber Ashari.
Rute takbir keliling di Karimunjawa dimulai dari halaman Masjid Baitul Muttaqim menuju utara. Sampai di pertigaan Jalan Kihajar Dewantara belok ke kanan hingga pertigaan Jalan Dr. Sutomo.
Selanjutnya, peserta takbir keliling menyusuri Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Diponegoro. Setelah melewati alun-alun Karimunjawa, arak-arakan berakhir di lokasi pemberangkatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)