"Tradisi balimau itu bukan bagian dari syariat ataupun tata cara menyambut Ramadan," kata Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazhar di Padang, Jumat (27/5/2016).
Ia menyampaikan Ramadan memang disambut dengan kegembiraan, namun jangan sampai melanggar syariat dalam mengekspresikannya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Apalagi dengan mandi-mandi dan membuka aurat. Ini tidak sesuai adat ataupun syarak, malah berdampak negatif terutama generasi muda," jelasnya.
Menurutnya, menyambut Ramadan lebih baik dengan memperbanyak amalan-amalan seperti puasa di bulan Sya'ban serta memperbaiki iman pada Allah dan rasul. Ia mengimbau masyarakat setempat meramaikan masjid serta majelis-majelis menjelang Ramadan.
Masyarakat juga perlu menambah wawasan mereka, baik itu terkait tata cara puasa ataupun memaksimalkan amal ibadah lainnya selama Ramadan.
"Hendaknya ada perbaikan moral ke depannya. Jadi hindarilah menyambut Ramadan dengan maksiat atau hal-hal yang tidak dianjurkan," tambahnya.
Selain itu, ia menyebutkan jangan sampai pemerintah setempat hanya memikirkan potensi bisnis dan pariwisata saja menjelang Ramadan sehingga banyak pembiaran tradisi balimau.
Warga Padang Ade (23) mengemukakan masih banyak masyarakat setempat yang memiliki pola pikir menyambut Ramadan dengan tradisi balimau.
"Ini sudah sebagai suatu kebiasaan sehingga perlu imbauan serius dari pemerintah kota dan jika tetap terjadi harusnya ada peringatan terkait adat dan syarak," ujarnya. (ANTARA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)