Padusan berasal dari bahasa Jawa "adus" yang berarti mandi. Tradisi ini dipercaya akan menghilangkan dosa hingga jiwa raga menjadi suci saat memasuki bulan Ramadan. Warga yang berdatangan berasal dari berbagai kota, seperti Solo, Klaten, Sukoharjo dan Yogyakarta.
Dahulu padusan biasa dilakukan dengan mengambil air dari tujuh sumber. Namun, seiring perkembangan zaman padusan bisa dilakukan di manapun dari sumber air yang layak. Hal inilah yang membuat acara padusan masa kini berubah menjadi sarana berwisata.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Setiap ritual padusan dimulai jumlah pengunjung air terjun Grojogan Sewu mengalami kenaikan yang signifikan. Menurut pengelola obyek wisata ini, jika hari biasa pengunjung yang datang hanya ratusan. Menjelang puasa jumlahnya meningkat menjadi 2.000 lebih dalam sehari.
Waluyo, warga asal Sragen, mengaku setiap tahun selalu melakukan padusan di air terjun Grojogan Sewu. "Ini sudah menjadi tradisi sejak kecil," kata Waluyo saat ditemui di lokasi, Sabtu (28/6/2014). Selain melakukan ritual padusan, Waluyo mengajak keluarga untuk berlibur ke lokasi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)