Alquran raksasa. Ungkapan itu rasanya tak berlebihan. Terbuat dari kayu ukir tembesu khas Palembang, dengan warna dasar cokelat dan tulisan timbul warna emas, tiap lembar Alquran Al-Akbar berukuran 1,77 X 1,4 meter. Tebalnya 2,5 sentimeter. Jumlahnya ada 315 lembar.
Ikhtiar pembuatan Alquran raksasa ini muncul ketika Syofwatillah Mohzaib merampungkan pemasangan kaligrafi, pintu, jendela, mimbar, dan ornamen di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang pada 2002. Syofwatillah berangan membuat Mushaf Alquran raksasa yang terbuat dari kayu dan menjadi mushaf terbesar di dunia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bukan pekerjaan mudah dan murah untuk mewujudkan impian Syofwatillah. Ia dan beberapa temannya baru bisa memulai pekerjaan ini setelah mendapatkan bantuan dana dari kiri dan kanan, termasuk dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih jadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.
Syofwatillah mengatakan, pengerjaan Alquran raksasa ini dilakukan di rumahnya di Jalan Pangeran Sido Ing Lautan Lr Budiman, Nomor 1009 Kelurahan 35 Ilir Palembang.
Pengerjaannya rumit. Sebelum diukir di atas papan, mulanya ayat-ayat Alquran ditulis di atas kertas karton. Setelah dikoreksi tim pentashih dan dinyatakan sempurna, tulisan di kertas karton itu lalu dijiplak pada kertas minyak. Nah, kertas minyak itulah yang kemudian menjadi petunjuk bentuk kaligrafi Alquran.
Kaligrafi yang dipakai dalam penulisan Alquran raksasa adalah Khat Naskhi, standar ayat Alquran di Arab Saudi dan Kementerian Agama. Sementara tajwidnya menggunakan standar Kementerian Agama.
Butuh waktu enam tahun untuk menyelesaikan Alquran raksasa ini. Alquran raksasa dinyatakan komplit, 30 juz terdiri dari 630 halaman, pada tahun 2008. Total biaya yang dihabiskan untuk mengerjakan Alquran spektakuler ini mencapai Rp1,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)
