Bubur sayur lodeh dengan segelas teh hangat disajikan di halaman depan masjid. Bukhori, remaja masjid Sabilurrosyad, mengatakan, sebelum berbuka ada kegiatan kultum dari remaja masjid. "Sudah menjadi tradisi buka bersama dengan bubur sayur lodeh," kata Bukhori, Kamis (10/7/2014).
Masjid Sabilurrosyad merupakan peninggalan Panembahan Bodho, santri Sunan Kalijaga. Menurut H Murtadho, 55, takmir Masjid Sabilurrosyad, tradisi menyantap bubur sayur lodeh sudah tua di Dusun Kauman. Namun ia tidak tahu secara pasti awal tradisi berbuka puasa dengan menyantap bubur sayur lodeh ada ataupun awal berdirinya Masjid Sabilurrosyad.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bubur sayur lodeh dimasak oleh warga Dusun Kauman di dapur masjid di sisi sebelah selatan masjid. Cara memasaknya sederhana: menggunakan kuali dan dimasak dengan kayu bakar, sehingga aroma dan rasanya terasa khas.
Untuk makanan pendamping bubur, takmir membuat sayur lodeh. Sayur berkuah santan dengan dicampur irisan tempe dan kacang panjang itu juga dimasak dengan bahan bakar kayu bakar.
Menurut Murtadho, ada beberapa alasan berbuka puasa menggunakan bubur. Dari segi ekonomi, berbuka puasa dengan bubur lebih irit. Dengan beras setengah kilo bisa untuk sekitar 30 orang.
Dari segi kesehatan, berbuka dengan bubur yang teksturnya lembut lebih baik karena alat pencernaan tidak bekerja berat setelah seharian berpuasa. "Setelah seharian tidak terisi makanan, kalau makanan keras perut akan sakit," kata dia.
Ada pula yang berpendapat, tekstur bubur yang lembut berarti Islam diajarkan dengan lembut. Sama seperti yang dilakukan Wali Songo dalam menyebarluaskan ajaran Islam. Untuk sayur lodeh, ia tidak punya penjelasan khusus. Menurut Murtadho, bubur cocok disantap dengan sayur lodeh.
Bubur sayur lodeh dihidangkan setiap hari selama Ramadan. Selain hari Jumat, bubur dibuat untuk mereka yang datang ke masjid, pada hari jumat bubur sayur lodeh juga dibagkan ke warga.
"Jika selain Jumat hanya membuat sekitar 60-an piring, setiap hari Jumat membuat untuk 300-an piring," kata dia. Untuk membuat sekitar 60 piring menghabskan 2,5 kilogram beras, sedangkan hari Jumat menghabiskan 7 kilogram beras.
Murtadho mengatakan, bubur sayur lodeh dibuat mulai pukul 14.30. Sebelum adzan Ashar bubur dan sayur lodeh sudah matang dan baru dihidangkan sekitar pukul 17.00. (Ardi Teristi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)