Saat Ramadan, banyak warga Yogyakarta yang membuka usaha dadakan menjual kolak dan manisan. Salah satu bahan utamanya adalah kolang-kaling. Bentuknya kenyal, berwarna putih bening.
"Sebulan sebelum puasa, kolang-kaling mulai banyak dibeli orang. Puncak ramainya tanggal 16 sampai dengan 17 Juni besok. Itu karena hari pertama puasa orang-orang suka membuat manisan atau kolak saat buka puasa," tutur Suharto, pemilik kios Sumber Rejeki di lantai 2 Pasar Beringharjo Yogyakarta, Senin (15/6/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kebiasaan itu, kata Suharto, menambah penghasilannya. Tak hanya penjual makanan, ibu-ibu rumah tangga pun membeli kolang-kaling untuk penganan berbuka di rumah masing-masing.
Otomatis, ungkap pria yang sudah berdagang selama 40 tahun di Beringharjo itu, penghasilannya bertambah. Jika dihari biasa ia menjual seharga Rp6 ribu hingga Rp7ribu per kilogram, kini ia menjual Rp 9 ribu hingga Rp 10 ribu perkilo.
"Nanti saat bulan puasa harga bisa naik lagi karena banyaknya permintaan," pungkasnya.
Bahan dasar lain pun menjadi incaran selama bulan puasa seperti rumput laut, cincau hitam, agar-agar, dan gula. "Besok saya mau jualan pacar cina juga. Itu yang paling laris diburu penikmat kolak dan manisan," tutupnya.
Ely, seorang pembeli mengatakan memborong kolang-kaling sebelum harganya naik. "Kalau besok harga sudah naik dan ramai pembelinya. Saya beli 10 kg kolang kaling, 2 kotak cincau, 3 kg gula, dan 3 dus agar-agar buat bahan jualan di rumah," kata Elly.
Sehari-hari, Elly memang berjualan jus dan es buah di pasar Talun, Muntilan, Magelang Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (RRN)