Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Pedagang musiman janur di Pasar Weleri, Kendal, Jateng. (Metrotvnews.com/Iswahyudi)
Pedagang musiman janur di Pasar Weleri, Kendal, Jateng. (Metrotvnews.com/Iswahyudi)

Untung Pedagang Janur saat Tradisi Munjung

Iswahyudi • 28 Juni 2016 11:54
medcom.id, Kendal: Sebagian masyarakat Jawa mengenal tradisi munjung. Ini merupakan kebiasaan mengirim makanan ke sanak famili pada malam ke-21 Ramadan hingga jelang lebaran. Biasanya, yang dikirimkan adalah ketupat, opor ayam, sambal goreng, dan sejenisnya.
 
Tradisi saling mengirim makanan itu tak pelak turut dimanfaatkan pedagang untuk mengambil peluang. Salah satunya pedagang janur. Daun muda pohon kelapa itu menjadi bahan baku pembuatan ketupat dan lepet (makanan serupa kutupat terbuat dari ketan).
 
"Mulai 21 Ramadan, banyak orang yang cari janur," kata Sumiati, salah satu pedagang musiman di Pasar Weleri, Kendal, Jawa Tengah, Selasa (28/6/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sepekan jelang lebaran, biasanya para pedagang membanderol janur Rp20-Rp25 ribu per batang. Sedangkan tali lilitan bambu dijual Rp10 ribu per ikat. Tali ini untuk mengikat lepet. Sekadar informasi, bila pembuatan kutupat dengan merajut, lepet hanya digulung dan diikat.
 
Meski harga tergolong tinggi, masyarakat tetap memburu janur. Jumlah pembeli bakal meningkat pada H-2 Lebaran. Rukanah mengaku tiap hari bisa menjual hingga 30 batang janur. "Jika mendekati lebaran, bisa menjual di atas 50 batang per hari," katanya.
 
Para pembeli pun tampak mahfum dengan kondisi itu. Mereka seolah terpaksa membeli agar bisa menjalankan tradisi sekali setahun itu. "Sudah tradisi dari dulu. Ini untuk kerukunan bertetangga," ujar Rukanah, salah satu pembeli.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SAN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif